I. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di MRI
Ruang MRI dapat
menjadi tempat yang sangat berbahaya jika tindakan pencegahan yang ketat tidak
dilakukan. objek logam dapat
menjadi proyektil berbahaya jika dimasukkan ke dalam ruang MRI. Misalnya,
kertas, pen, kunci, gunting, hemostats, stethoscopes dan benda kecil lainnya dapat dicabut dari kantong dan keluar dari tubuh tanpa
peringatan, dan terbang menuju sumber medan magnet (dimana pasien ditempatkan)
pada kecepatan sangat tinggi, sehingga akan menjadi ancaman bagi semua orang di
dalam kamar, kartu kredit, bank, dan kartu magnetik dengan hal lain yang menggunakan
Encoding akan terhapus oleh sistem MRI.
Sampai saat ini FDA merekomendasikan batas aman untuk
pemeriksaan klinis adalah 2 Tesla. Lebih dari 2 Tesla sebaiknya digunakan untuk
kepentingan riset saja. Efek pada penggunaan medan magnet utama lebih dari 2
Tesla adalah bibir kering, pusing, dan hipotensi.
Fringe Field (medan magnet tepi) adalah medan magnet
disekitar medan magnet utama, dampak dari penempatan MRI terhadap lingkungan
sekitarnya (ruang sebelah, atap, lantai dll). Batas aman dari fringe field
adalah tidak lebih dari 5 Gauss (berarti di dalam faraday cage lebih dari 5
gauss).
Sebelum masuk area 5 gauss harus meninggalkan
barang-barang sebagai berikut:
-
Jam analog
-
Tape recorder
-
Credit card
-
Kalkulator
-
Hand phone
-
Gigi palsu
Sebelum mempersilahkan seorang pasien atau staf scan ke
dalam ruangan, kita harus mengecek apakah ada benda besi di tubuh pasien.
Hingga titik ini, kami hanya berbicara tentang obyek eksternal. Namun, terkadang pasien telah implants
yang membuat itu sangat berbahaya bagi mereka yang akan di hadapan yang kuat
magnetis.
A. Metallic Fragmen Dalam Mata
Sangat berbahaya karena gerak fragmen dapat menyebabkan mata
kerusakan atau kebutaan. Mata anda
tidak berupa jaringan parut.
Sebuah fragmen dari logam dalam mata anda
yang telah ada selama 25 tahun itu sama berbahaya karena hari ini kemudian
tidak ada jaringan parut untuk ditahan di tempat itu.
B. Orang
Dengan Pacemakers
Tidak dapat dipindai atau bahkan mendekat dengan scanner magnet karena dapat menyebabkan kerusakan alat pacu jantung.
C.
Aneurysm klip
Aneurysm klip di
otak dapat sangat berbahaya karena dapat ditarik oleh magnet, menyebabkan arteri dapat sobek.
D.
Gigi Implants
Beberapa gigi implants bersifat magnetis.
E.
Kebanyakan Pembedahan Tulang
Implants
Walaupun
mereka mungkin ferromagnetic, tidak ada masalah karena mereka yang tertanam di
tulang. Bahkan logam yang merupakan makanan pokok di sebagian besar bagian
tubuh yang halus sekali mereka telah dipasang
selama beberapa minggu (biasanya enam minggu), jaringan telah
dibentuk untuk ditahan di tempat mereka.
Setiap kali kita
menemukan pasien dengan implan atau benda logam di dalam tubuh mereka, harus diselidiki dengan teliti untuk memastikan agar aman untuk
memindai mereka. Beberapa pasien dipalingkan karena terlalu berbahaya. Bila ini
terjadi, biasanya ada alternatif metode imaging yang dapat membantu mereka.
ü Ruang MRI
-
Ukuran
ruang pemeriksaan 12.5m (p) x 7m (l) x 3,5m (t)
-
Perlu
diberi pengaman sangkar Faraday
-
Dilengkapi
dengan :
Ruang
operator
Ruang
mesin
Ruang
AHU/chiller
II. Tujuan Penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di MRI
Secara umum, kecelakaan selalu
diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat
terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja atau perbuatan yang
tidak selamat. Kecelakaan kerja di MRI dapat didefinisikan sebagai setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan di MRI.
Berdasarkan definisi kecelakaan
kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara
menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab
kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995).
Keselamatan dan kesehatan kerja pada
dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan
sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat
dilakukan atau tidak.
Menurut Mangkunegara (2002, p.165)
bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
A.
Agar setiap
pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik,
sosial, dan psikologis.
B.
Agar setiap
perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.
C.
Agar semua
hasil produksi dipelihara keamanannya.
D.
Agar adanya
jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
E.
Agar
meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
F.
Agar terhindar
dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
G.
Agar setiap
pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
III. Upaya- Upaya Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di Ruang MRI
A. Pembinaan dan Pengawasan/Keamanan Sarana,
Prasarana, dan Peralatan Kesehatan
1.
Melengkapi
perizinan dan sertifikasi sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan yang ada di ruang MRI.
2. Membuat
program dan melaksanakan pemeliharaan rutin dan berkala sarana dan prasarana
serta peralatan kesehatan yang ada di ruang MRI
3.
Melakukan
peneraan/kalibrasi peralatan kesehatan yang ada di ruang MRI.
4. Pembuatan
SOP untuk pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, dan kalibrasi terhadap peralatan
kesehatan yang ada di ruang MRI.
5. Sertifikasi
personil petugas/operator sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan yang ada di ruang MRI
B.
Pembinaan dan
Pengawasan atau Penyesuaian Peralatan
Kerja Terhadap Petugas MRI
1. Melakukan
identifikasi dan penilaian resiko ergonomi terhadap peralatan kerja dan petugas MRI.
2. Membuat program, melaksanakan kegiatan, evaluasi, dan pengendalian risiko ergonomic yang ada di ruang MRI.
C.
Pembinaan dan
Pengawasan Terhadap Lingkungan Kerja
1. Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja yg memenuhi
syarat fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial.
2. Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi
dan psikososial secara rutin dan berkala.
3. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki
lingkungan kerja
yang ada di ruang MRI.
D.
Pembinaan dan
Pengawasan Terhadap Sanitasi air
1.
Penyehatan makan dan minuman.
2.
Penyehatan air.
3.
Penyehatan tempat pencucian.
4.
Penanganan sampah dan limbah.
5.
Pengendalian sampah dan tikus.
6.
Sterilisasi/desinfeksi.
7.
Perlindungan radiasi.
8.
Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan.
E.
Pembinaan dan
Pengawasan Perlengkapan Keselamatan Kerja
1.
Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan di ruang MRI.
2.
Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan alat APD di ruang MRI.
3.
Membuat SOP peralatan kesehatan kerja dan APD di ruang MRI.
4. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kepatuhan penggunaan
peralatan keselamatan dan APD di ruang MRI .
F.
Pelatihan/Penyuluhan Keselamatan Kerja Untuk Semua Pekerja
1.
Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh petugas MRI.
2. Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja diruang MRI kepada petugas MRI
G.
Membuat
sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya
1.
Membuat
alur pelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka yang terjadi di ruang MRI.
2. Membuat SOP
pelaporan, penanganan tindak lanjut kejadian nyaris celaka dan celaka yang terjadi di ruang MRI.
IV. Hal-Hal yang Harus
Diperhatikan Dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja di MRI
A. Pada
pemeriksaan MRI perlu diperhatikan bahwa alat-alat seperti tabung oksigen, alat
resusistasi, kursi roda, dll yang bersifat fero-magnetik tidak boleh dibawa ke
ruang MRI. Untuk keselamatan, pasien diharuskan memakai baju pemeriksaan dan meninggalkan benda-benda
feromagnetik, seperti: jam tangan, kunci, perhiasan jepit rambut, gigi palsu, dan lainnya.
B. Screening dan pemberian informasi kepada pasien
dilakukan dengan cara mewawancarai pasien, untuk mengetahui apakah ada sesuatu
yang membahayakan pasien bila dilakukan pemeriksaan MRI, misalnya: pasien
menggunakan alat pacu jantung, logam dalam tubuh pasien seperti sendi palsu,
neurostimulator, klip anurisma serebral, dan lain-lain.
C.
Transfer pasien
menuju ruang MRI, khususnya pasien yang tidak dapat berjalan (non ambulatory) harus diperhatikan karena penggunaan mesin roda akan membahayakan
dikarenakan medan magnet MRI selalu menyala, sehingga setiap saat dapat terjadi resiko
kecelakaan, dimana benda-benda feromagnetik dapat tertarik dan kemungkinan
mengenai pasien atau personil yang lain. Cara antisipasi adalah menggunakan meja MRI yang mobile dengan tujuan pasien dapat dipindahkan ke meja MRI
di luar ruangan pemeriksaan dan dapat segera di bawa ke luar ruangan MRI
apabila terjadi hal-hal emergency. Selain itu, meja cadangan pemeriksaan perlu
disediakan agar dapat mempercepat penanganan pasien berikutnya sebelum
pemeriksaan pasien sebelumnya selesai.
D. Kenyamanan pasien perlu diperhatikan karena dapat merancukan
pemeriksaan, antara lain dengan penggunaan earplugs bagi pasien untuk mengurangi
kebisingan, penggunaan penyangga mulut atau tungkai, pemberian selimut bagi
pasien, dan pemberian tutup kepala.
E. Persiapan console yaitu memprogram identitas pasien seperti
nama, usia dan lain-lain.
F.
Pemilihan coil
yang tepat.
G. Memilih parameter yang tepat.
H. Untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal, perlu
penentuan center magnet (land marking patient) sehingga coil dan bagian tubuh
yang diamati harus sedekat mungkin ke center magnet, misalnya pemeriksaan MRI
kepala, pusat magnet pada hidung.
V. Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di MRI Pada Pasien Dengan Kondisi Tertentu
A.
Kehamilan
Telah dibuktikan bahwa tidak ada efek dari MRI pada janin.
Secara khusus, MRI menghindari penggunaan radiasi pengion yang janin
sangat sensitif. Namun, sebagai tindakan pencegahan, pedoman saat ini
merekomendasikan bahwa wanita hamil menjalani MRI hanya jika penting. Hal ini
terutama terjadi selama trimester pertama kehamilan, sebagai organogenesis
berlangsung selama periode ini. Perhatian pada kehamilan adalah sama seperti
untuk MRI pada umumnya, tetapi janin mungkin lebih sensitif terhadap efek khususnya untuk pemanasan dan
kebisingan. Namun, satu perhatian tambahan adalah penggunaan bahan kontras; senyawa gadolinium diketahui melewati
plasenta dan memasuki aliran darah janin dan disarankan bahwa penggunaan mereka
dihindari.
Meskipun kekhawatiran ini, MRI dengan cepat semakin
penting sebagai cara untuk mendiagnosis dan pemantauan cacat bawaan janin
karena dapat memberikan informasi lebih diagnostik dari USG dan tidak memiliki
radiasi pengion seperti CT.
MRI tanpa bahan kontras pencitraan pilihan untuk pre-bedah, diagnosis dalam rahim dan
evaluasi tumor janin, terutama teratoma, janin memfasilitasi operasi terbuka,
intervensi janin lainnya, dan perencanaan untuk prosedur (seperti prosedur
EXIT) dengan aman menyampaikan dan mengobati bayi yang cacat dinyatakan akan
berakibat fatal.
VI. Indikator yang Menyebabkan
Kecelakaan di Ruang MRI
A. Keadaan tempat lingkungan kerja,
yang meliputi:
1. Penyusunan
dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan
keamanannya.
2.
Ruang
kerja yang terlalu padat dan sesak
3.
Pembuangan
kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
B.
Pemakaian
peralatan kerja, yang meliputi:
1.
Pengaman
peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2. Penggunaan
mesin dan
alat elektronik tanpa pengaman yang baik dalam pengaturan
penerangan.
VII. Tindakan
yang Dilakukan Apabila Terjadi Kecelakaan Pada Saat Pemeriksaan MRI
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kecelakaan selama
pemeriksaan MRI, seperti:
A. Bila
terjadi keadaan gawat pada pasien, segera menghentikan pemeriksaan dengan
menekan tombol ABORT, pasien segera dikeluarkan dari pesawat MRI dengan menarik
meja pemeriksaan dan segera berikan pertolongan dan apabila tindakan
selanjutnya memerlukan alat medis yang bersifat ferromagnetik harus dilakukan
di luar ruang pemeriksaan.
B. Seandainya
terjadi kebocoran Helium, yang ditandai dengan bunyi alarm dari sensor oxigen,
tekanlah EMERGENCY SWITCH dan segera membawa pasien ke luar ruang pemeriksaan
serta buka pintu ruang pemeriksaan agar terjadi pertukaran udara, karena pada
saat itu ruang pemeriksaan kekurangan oksigen.
C. Apabila
terjadi pemadaman (Quenching), yaitu hilangnya sifat medan magnet yang kuat
pada gentry (bagian dari pesawat MRI) secara tiba-tiba, tindakan yang perlu
dilakukan buka pintu ruangan lebar- lebar agar terjadi pertukaran udara dan
pasien segera di bawa keluar ruangan pemeriksaan. Hal perlu dilakukan karena
Quenching menyebabkan terjadinya penguapan helium, sehingga ruang pemeriksaan
MRI tercemar gas Helium.
D. Selama
pemeriksaan MRI untuk anak kecil atau bayi, sebaiknya ada keluarganya yang
menunggu di dalam ruang pemeriksaan.
Maaf bu sy pasien kanker nasofaring paska nasofaringektomi ada skrup d muka untuk menyambung tulang muka dan akan evaluasi dgn MRI.. Apakah aman kira2?
BalasHapus