Selasa, 08 Oktober 2013

Penatalaksanaan Resusitasi Jantung

Pengertian Resusitasi Jantung

v Resusitasi , secara harfiah berarti menghidupkan kembali. 
v RJP merupakan gabungan penyelamatan pernapasan (bantuan napas) dengan kompresi dada eksternal. 
Jadi, Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan gawat darurat akibat kegagalan sirkulasi dan pernapasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah kematian biologis.

Komponen Penatalaksanaan RJP
v Bantuan hidup dasar / BHD adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga jalan nafas (airway) tetap terbuka, menunjang pernafasan dan sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-alat bantu. 
v Bantuan hidup lanjut / BHL adalah usaha yang dilakukan setelah dilakukan usaha hidup dasar dengan memberikan obat-obatan yang dapat memperpanjang hidup pasien.



Penyebab Henti Jantung dan Napas
v Infark miokard (serangan jantung) akut, dengan komplikasi fibrilasi ventrikel, cardiac standstill, aritmia lain, renjatan dan edema paru. 
v Emboli paru, karena adanya penyumbatan aliran darah paru. 
v Aneurisma disekans, karena kehilangan darah intravaskular. 
v Hipoksia, asidosis, karena adanya gagal jantung atau kegagalan paru berat, tenggelam, aspirasi, penyumbatan trakea, pneumothoraks, kelebihan dosis obat, kelainan susunan saraf pusat. 
v Gagal ginjal, karena hyperkalemia

Indikasi
Ø Serangan Jantung
Ø Tersedak
Ø Tenggelam
Ø Tersengat arus listrik
Ø Overdosis obat ( amphetamine, morphinebeta blocker, digitalis dll )

Tanda-Tanda Henti Jantung dan Napas
Ø Kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung) 
Ø Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang dewasa atau brakialis pada bayi) 
Ø Henti nafas atau megap-megap (gasping) 
Ø Terlihat seperti mati (death like appearance) 
Ø Warna kulit pucat sampai kelabu 
Ø Pupil dilatasi (setelah 45 detik)

Teknik Resusitasi Jantung Paru (Kompresi)
Ø Kedua lengan lurus dan tegak lurus pada sternum
Ø Tekan ke bawah sedalam 4 – 5 cm
Ø Tekanan tidak terlalu kuat
Ø Tidak menyentak
Ø Tidak bergeser / berubah tempat
Ø Kompresi ritmik 100 kali / menit (2 pijatan / detik)
Ø Fase pijitan dan relaksasi sama (1 : 1)
Ø Rasio pijat dan napas = 15 : 2
Ø Setelah empat siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi

Langkah 1
v Evaluasi respon korban
Langkah 2
v MENGAKTIFKAN EMERGENCYMEDICAL SERVICES (EMS)Sebutkan :
·        Lokasi korban
·        Apa yang terjadi (misalnya serangan jantung / tidak sadar)
·        Jumlah korban
·        Dibutuhkan ambulan segera.
·        Tutup telepon setelah diinstruksikan olehpetugas
Langkah 3
v Memposisikan korban
Langkah 4
v Buka jalan napas
Langkah 5
v MEMERIKSA PERNAPASAN (Breathing)
·        Melihat pergerakan dada
·        Mendengarkan suara napas
·        Merasakan hembusan napas dengan pipi
Langkah 6
v Bantuan napas dari mulut kemulut
Langkah 7
v Evaluasi nadi atau tanda-tanda sirkulasi
Langkah 8
v Menentukan posisi tangan pada kompresi dada
Langkah 9
v KOMPRESI DADA
·        Kompresi dada sebanyak 30 kali, disusul 2 ventilasi.
·        Kedalaman kompresi 4-5 cm
·        Evaluasi CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation)  setelah 5 siklus.
Langkah 10
v Recovery Position


Resusitasi Jantung Paru pada Bayi (< 1 Tahun)
Ø 2 – 3 jari atau kedua ibu jari
Ø Titik kompresi pada garis yang menghubungkan kedua papilla mammae
Ø Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau kurang lebih 100 kali per menit
Ø Rasio pijat : napas = 5 : 1
Ø Setelah tiga siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi

Langkah 1
Ø Evaluasi kesadaran
Langkah 2
Ø AKTIVASI EMERGENCY MEDICALSERVICE (EMS)
Saat memanggil ambulan 118, katakan:
·        Lokasi korban
·        Nomor telepon yang dapat dihubungi
·        Apa yang terjadi
·        Jumlah korban
·        Ambulan dibutuhkan segera
·        Tutup telepon setelah diperintahkan oleh petugas
Langkah 3
Ø Posisi bayi
Langkah 4
Ø Membuka jalan napas
Langkah 5
Ø PERIKSA PERNAPASAN
·        Melihat pergerakan dinding dada
·        Mendengarkan suara napas
·        Merasakan hembusan napas dengan pipi
Langkah 6
Ø Pernapasan mulut ke mulut dan hidung
Langkah 7
Ø Evaluasi nadi
Langkah 8
Ø Tentukan landmark untuk kompresi dada

Langkah 9
Ø Lakukan kompresi sebanyak 30 kali, disusul 2 ventilasi.
Ø Evaluasi nadi setiap 5 siklus atau 2 menit
Posisi recovery

Resusitasi Jantung Paru pada Anak–Anak (1 – 8 Tahun)
v Satu telapak tangan
v Titik kompresi pada satu jari di atas Processus Xyphoideus
v Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau kurang lebih 100 kali per menit
v Rasio pijat : napas = 5 : 1
v Setelah tiga siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi

RJP yang Tidak Efektif
v Disebabkan posisi kepala korban tidak sesuai dengan posisi head-tilt pada waktu diberikan napas buatan
v Mulut korban kurang terbuka lebar untuk pergantian udara
v Mulut penolong tidak melingkupi mulut korban secara erat
v Hidung korban tidak ditutup selama pemberian napas buatan
v Korban tidak berbaring di atas alas yang keras
v Irama kompresi yang tidak teratur

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Saat RJP
Ø RJP jangan berhenti lebih dari 5 detik dengan alasan apapun.
Ø Tidak perlu memindahkan penderita ke tempat yang lebih baik, kecuali bila ia sudah stabil.
Ø Jangan menekan prosesus xyphoideus pada ujung tulang dada, karena dapat berakibat robeknya hati.
Ø Diantara tiap kompresi, tangan harus melepas tekanan tetapi melekat pada sternum, jari-jari jangan menekan iga korban.
Ø Hindarkan gerakan yang menyentak. Kompresi harus lembut, teratur dan tidak terputus.
Ø Perhatikan komplikasi yang mungkin karena RJP.

Komplikasi RJP
Ø Fraktur sternum   Sering terjadi pada orang tua
Ø Robekan paru
Ø Perdarahan intra abdominal
Ø Posisi yang terlalu rendah akan menekan Processus Xyphoideus ke arah hepar atau limpa
Ø Distensi lambung karena pernapasan buatan

Indikasi Penghentian RJP
Ø Telah timbul kembali sirkulasi dan ventilasi spontan yang efektif
Ø Penolong merasa lelah sehingga tak sanggup melanjutkan tindakan resusitasi
Ø Henti napas dan henti jantung berlangsung selama 30 menit
Ø Upaya resusitasi telah diambil alih oleh orang lain yang lebih bertanggung jawab meneruskan resusitasi (bila tidak ada dokter)
Ø Seorang dokter mengambil alih tanggung jawab (bila tidak ada dokter sebelumnya)
Ø Pasien dinyatakan meninggal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar